PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER GENERASI BANGSA ANTI KEKERASAN





Oleh : Endah Dwi Hastuti
 Universitas Negeri Semarang (UNNES)
             Banyak Fenomena mengejutkan zaman sekarang yang merambah dunia pendidikan terkait dengan permasalahan anak, banyak sekarang Anak SD yang terkena kasus Bullying, siswa sekolah dasar yang terkena dan terlibat kekerasan dan pelecahan seksual. Tahun 2013, Komnas perlindungan anak mencatat sebanyak 3.339 kasus kekerasan anak, 58 persen dari laporan tersebut merupakan kejahatan seksual. bahkan siswa sekarang tidak mempunyai mental yang baik dalam pelibatan keputusan, sampai terdengar berita bahwa anak SD bunuh diri karena di tolak cintanya.  
Inilah tantangan  nyata dan riil yang harus dihadapi oleh pendidik era sekarang. Kemajuan teknologi yang canggih namun rentan terhadap hal – hal negatif. Siswa sekarang lebih mudah untuk mendapatkan informasi dan materi yang diajarkan di sekolah dengan mudah, apalagi dengan adanya teknologi tersebut dan akses internet yang dapat dijangkau dengan mudah.
Bahkan ada saja pendidik yang malah merusak masa depan siswa dengan cara – cara yang tidak semestinya. Fakta kejahatan seksual yang terjadi di sekolah, misalnya saja kasus yang akhir – akhir ini mencuat di berbagai media yang mengundang banyak tanda tanya yakni salah satu sekolah bertaraf internasional yang berada di Jakarta. Sejatinya masa anak – anak adalah masa emas sekaligus periode rentan yang sangat kritis. Salah didalam mendidik, fatal akibatnya. Orangtua di rumah pun tidak selamanya mampu memantau perilaku anaknya. Padahal anak merupakan awal mata ranati yang sangat menentukan wujud dan kehidupan suatu bangsa di masa yang akan datang.
Diperlukan persiapan generasi penerus bangsa dengan mempersiapkan anak untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal. Dan disini guru mempunyai peran yang vital dalam penyelenggaraan pendidikan, karena guru adalah orangtua siswa saat di sekolah. Tentunya guru harus mempertimbangkan aspek – aspek afektif dalam setiap pembelajaran. Guru selalu ditekankan untuk mengembangkan moral dan karakter siswa yang baik. Percuma saja kalau siswanya mempunyai skill dan kognitif yang baik namun perilakunya menyimpang.
Lickona ( 99 ; 2013 ) menyebutkan bahwa guru mempunyai kekuasaan untuk memengaruhi nilai dan karakter anak – anak setidaknya dalam 3 macam cara : Guru dapat menjadi pengasuh yang efektif, guru dapat menjadi teladan, dan dan guru menjadi pembimbing. Dalam hal ini Guru adalah model dalam pencarian jati diri siswa. Salah satu perilaku anak pun dapat terjadi karena proses belajar mengamati hal – hak yang sering dilihanya. Maka dalam hal ini guru dapat menjadi model yang baik untuk siswanya, maka guru harus menampilkan karakter yang baik agar siswa pun dapat mencontoh perilaku tersebut, bukan hanya di dalam kelas namun di luar kelas. 
Kemudian salah satu usaha yang bisa dilakukan guru, menerapkan pendidikan tanpa kekerasan di sekolah, Guru harus lebih sering melibatkan siswa dalam pembelajaran di sekolah, dan Guru harus mendorong siswa dalam mendorong anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Selain itu pemerintah juga menerapkan sekolah ramah anak ( SRA ) menurut Aqib ( 2008 ) yaitu : Guru mendudukan diinya sebagai pembimbing kelas, Guru mengutamakan keramahtamahan suara, Guru memberi motivasi siswa sehingga bukan paksaan, Guru harus menjauhi sikap ingin menguasai siswa, Guru mengakui sekecil apapun prestasi yang dihasilkan oleh siswa.
Namun hal tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa kerjasama dari pihak lain. Dalam hal ini 3 pilar untuk membentuk karakter anak – anak yakni Sekolah, Orangtua dan Masyarakat. Karena pada dasarnya keberhasilan jangka panjang pendidikan nilai bergantung pada kekuatan di luar sekolah dan pada seberapa  besar keluarga dan masyarakat bergabung dalam sekolah dalam upaya bersama memenuhi perkembangan anak.

REFERENSI
Lickona, Thomas. 2014. Pendidikan karakter panduan lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan baik ( Educating For Character ) Bandung : Nusamedia
Maryam, Atik Siti.  2014. Pencegahan dan penanganan tindak kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak. Dalam rangka Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling, FIP, Unnes pada 11 November 2014 di Hotel Grasia Semarang


BIODATA DIRI

1.      Nama Lengkap                               : Endah Dwi Hastuti
2.      Tempat Tanggal Lahir                     : Boyolali, 11 Februari 1994
3.      No. Telp dan                                  : 085647271830
4.      Email                                              : endahdwihastuti915@gmail.com
5.      Alamat Lengkap                             : Kedokan, RT 21/ RW 04, Kec.  Klego, Klego, Kab. Boyolali
 


 
Artikel ini dibuat dalam rangka mengikuti Lomba Artikel Ilmiah "Peran Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa" yang diselenggarakan oleh Generasi Mahasiswa Ilmiah (Gemail) UMN Al-Washliyah

Comments
0 Comments

0 komentar: