Wakil Rektor I dukung program Gemail UMN Al-Washliyah

Prof. Dr. H. Ahmad Laut Hasibuan, M.Pd
Jum'at (26/12/2014), Beberapa pengurus Generasi Mahasiswa Ilmiah (GEMAIL) UMN Al-Washliyah melakukan audiensi ke Kantor Wakil Rektor I UMN Al-Washlliyah, Prof. Dr. H. Ahmad Laut Hasibuan, M.Pd. Audiensi dilakukan untuk membina hubungan yang sinergisitas antara Gemail sebagai organisasi keakademisan dan Wakil Rektor I yang menaungi keakademikan kampus. Selaku Wakil Rektor I, Prof Ahmad Laut sangat mengapresiasi kedatangan para pengurus Gemail. 

Dalam audiensi kali ini, Akum Laksana selaku Presiden Gemail UMN Al-Washliyah menyampaikan tujuan utama audiensi seraya menjelaskan profil serta  prestasi dan kontribusi dilakukan Gemail selama 2 tahun belakang ini dalam menciptakan iklim ilmiah di UMN Al-Washliyah.

Prof Laut menghimbau agar ada wadah yang menaungi Gemail sebagai organisasi ilmiah di UMN Al-Washliyah. "Saya sangat dukung kegiatan ini. Saya rasa kalian perlu "payung" entah itu BEM, kerja sama dengan LP2M dan lain-lain" Pungkas beliau antusias. Menilik adanya beberapa Unit Kemahasiswaan yang ada di lingkungan UMN Al-Washliyah tidak ada yang menaungi tentang minat penilitian dan penalaran. Untuk saat ini beberapa UKM internal UMN Al-Washliyah diantaranya : Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Raudhatul Jannah, Himpunan Pencinta Alam (HIMPA), UKM Seni, UKM Olahraga. Untuk menjaring dan membina bakat penalaran dan penilitian perlu adanya wadah berupa UKM internal yang menggawangi hal tersebut.

Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Jendral Ikatan Lembaga Penelitian dan Penalaran Mahasiswa Indonesia (ILP2MI), Andika Putra menyatakan kemutlakan setiap perguruan tinggi memiliki UKM penalaran minimal satu di tiap kampusnya. Mendengar hal itu, Prof Ahmad Laut menyatakan dukungannya untuk pembentukan UKM penelitian dan penalaran. "Kalau ada SK (landasan yuridis)nya dari DIKTI, kalian tidak ada salahnya untuk diajukan (Legalisasi) ke Wakil Rektor III" pungkas beliau.

Adapun beberapa prestasi dan kontribusi yang dilakukan pengurus Gemail UMN Al-Washliyah :
  1. Pemenang Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2014
  2. Mahasiswa Berprestasi  Kopertis Wilayah I 2014
  3. Peserta pemakalah paralel dalam Konferensi dan Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna (KSN-TTG) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2014
  4. 28 besar Hibah P2M MITI 2013
  5. Juara I OSN Kimia Pertamina Regional SUMUT  2014
  6. Program Kreatifitas Mahasiswa (Nunggu Pengumuman)
  7. Mengadakan Lomba karya Artikel Ilmiah "Peran Guru dalam Membangun Karakter Bangsa" yang di ikuti oleh beberapa kampus swasta dan negeri.
  8. Panitia Lokal Medan Go Pangan Lokal 2014
  9.  


Comments
0 Comments

0 komentar:

Pengurus GEMAIL lakukan briefing soal LKTIN PEMA USU NiCE


Bertempat di Aula Kampus C UMN Al-Washliyah, Para pengurus Generasi Mahasiswa Ilmiah (Gemail) UMN Al-Washliyah  mengadakan briefing usai sholat Jum'at tadi (26 Desember 2014). Briefing ini dilakukan untu persiapan mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) yang diadakan untuk kalangan mahasiswa se-Indonesia oleh PEMA USU.  Adapun tema lombanya adalah ” Strategi Indonesia Menuju Negara Industri yang Berkarakter” dengan sub-tema masing-masing:
1. Membentuk industri nasional yang berbasis ramah lingkungan.
2. Mendorong peranan perguruan tinggi dalam mendukung masyarakat industri.
3. Peranan industri kreatif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
4. Tantangan dan peluang hubungan internasional dalam pembentukan negara industri yang berkarakter.
5. Perkembangan teknologi dan dampaknya terhadap industri nasional.
6. Sustainabiliti jaminan sosial bagi tenaga kerja industri. 
7. Potensi kelautan dalam membentuk karakter industri. 


 Beberapa pengurus telah dibagi tiap kelompok. Adapun beberapa kelompok yang terbentuk adalah sebagai berikut:


  • Kelompok I
    • Ardi Permana Putra
    • Sindi Violinda 
    • Bestrica Kurnia Sari

  • Kelompok II
    •  Mhd. Taufik Nasution
    • Ade Wira Sanjaya

  • Kelompok III
    • Putri Handayani
    • Fitria Ningsih
 Para pengurus Gemail lainya dapat mengkonfirmasi keikutsertaanya pada Departemen Riset, Bestrica. Untuk panduan dan ketentuan lomba dapat di download di sini!

Diharapkan seluruh pengurus dapat mengikuti lomba ini secara maksimal sehingga membawa pembaharuan di Gemail serta membanggakan almamater.
Comments
0 Comments

0 komentar:

PAHLAWAN BANGSAKU




Oleh: Esti Rahayu 
Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah Medan


Indoonesia memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai pendukung dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut guru memiliki peranan yang sangat penting.
PGRI atau Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945. Awalnya , organisasi ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912.Lalu, pda tahun 1932. Persatuan Guru Hindia Belanda Atau Persatuan Guru Indonesia ini terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Mereka umumnya bertugas disekolah desa dan sekolah rakyat. Dan sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetepkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahun.
Banyak pahlawan di Indonesia dari pahlawan kemerdekaan, sampai pahlawan yang mengharumkan Indonesia, akan tetapi ada satu golongan pahlawan yang sering kali dilupakan yaitu pahlawan pendidikan yang kini dikenal dengan “guru”. Guru bertugas untuk membentuk karakter anak didik nya yang kelak akan membentuk karakter bangsanya. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa, diri sendiri, sesame manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.
KLEN BLANCHARD, pernah berkata “Peran mu sebagai pemimpin itu jauh lebih penting dari apa yang kau bayangkan. Kau (Guru) memiliki kekuasaan untuk membantu orang menjadi Sang Juara.
ARISTOTELESOrang yang mendidik anak-anak itu jauh lebih dihormati dari pada orang tua ; jika orang tua hanya memberikan nafkah hidup, maka pendidik memberikan seni kehidupan dengan baik. Pernyataan tersebut diperkuat oleh BILL GATES, Pemilik Microsoft “ Tekhnologi hanya sebuah alat, dalam hal ini membuat siswa bekerja sama dan menjadikan mereka termotivasi peran guru lah yang paling utama”. Pendidikan yang diberikan oleh guru di sekolah seperti membaca, menulis, berhitung, berbudi pekerti luhur, taat beragama, bersolidaritas antar sesame, saling menghormati dan menghargai antar umat beragama, cinta kedamaiaan, dan mengajarkan untuk memaknai nilai-nilai kehidupan yang kelak akan menjadi sang juara. Walaupun semua pengajaran tersebut dapat ditanamkan orang tua yang memiliki peran sebagai aducator, konselor / problem solving dan sebagai negosiator. Tapi ada satu peran orang tua yang hakikatnya sebagai nafkahtor dan fasilitator. Guru pula dapat membentuk siswa nya menjadi pribadi yang berjiwa Militan, Patrionalisme, dan Nasionalisme.
Jelas sekali pendidikan dan guru pendidikan dan guru mempunyai kaitan yang sangat signifikan pendidikan menjadi sarana untuk mengajar dan guru sebagai subyek nya, Guru harus menjadi teladan yang baik, menjadi penyeimbang lalu memberikan dorongan, agar tercipta generasi penerus Bangsa yang berkualitas, berakhlakul karimah dan maju dalam pngembangan teknologi, sunber daya alam, manusia, dan modal supaya terbentuk Bangsa yang unggul dalam segala bidang semua itu tidak terlepas dari peran guru dalam membentuk karakter Bangsa maka Guru dapat diibaratkan Pahlawan Bangsa yang paling berjasa sepanjang peradaban dunia.

BIODATA PENULIS

Nama                           : Esti Rahayu
Universitas                  : Universitas Muslim Nusantara Al-Wasliyah
Fakultas                       : Ekonomi
Jurusan                        : Akuntansi
Semester                      : III A pagi

Artikel ini dibuat dalam rangka mengikuti Lomba Artikel Ilmiah "Peran Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa" yang diselenggarakan oleh Generasi Mahasiswa Ilmiah (Gemail) UMN Al-Washliyah
Comments
1 Comments

1 komentar:

PENGARUH SISTEM OTAK DAN PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL KEPRIBADIAN DAN KARAKTER PESERTA DIDIK



Oleh : Ardi Permana Putra
Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah Medan


Karakter dan integritas anak tidak lepas dari pengaruh pendidikan yang ia dapat. Pendidikan dapat berupa pengalaman yang berasal dari latar belakang dimana ia tinggal, interaksi dia dengan lingkungannya, dan pola asuh orang dewasa yang mempengaruhi perkembangan kognitif dan mentalnya, dalam hal ini sekolah menjadi rujukan untuk sianak, bagaimana ia dibina secara psikologi untuk mengembangkan karakter yang dimiliki, dan memberikan wawasan ilmu pengetahuan sebagai bekal dimasa depannya.
Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan luar biasa yang diberikan tuhan kepada dirinya. Kemampuan-kemampuan tersebut pada awalnya terintegrasikan melalui system koordinasi kompleks terpusat pada otak. Otak merupakan organ yang sangat luar biasa dan menjadi titik penentu segala aktifitas manusia. Perlu diketahui otak memiliki struktur morfologi dan fisiologi yang kompleks dan sangat rumit. Otak terdiri dari otak bagian depan (cerebrum), otak kecil (cerebellum), batang otak (brain stem), dan system limbik (istamar syamsuri, 2000: 103), otak didalamnya mencakup 78% air, 10% lemak, 100 milyar sel neuron , 1 triliun sel glial, 1000 triliun titik sambungan sinapti, 280 triliun memori (boby deporter, 1999: 89). Otak depan cerebrum terdiri dari otak belahan kiri dan otak belahan kanan. Masing-masing belahan memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis, dan membaca, juga merupakan pusat menghitung (ilmu matematika). Otak kanan berfungsi lebih kearah perkembangan emosional. Contohnya dapat dilihat dari cara bersosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyayangi, menari, melukis, dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya (bobby deporter, 1999: 69). Terlihat sekali bahwa otak memiliki fungsi yang sangat luar biasa. Tidak hanya pusat dari system saraf yang mengatur organ dan sistim fisiologis manusia, otak juga menjadi pusat dari tingkah laku, kepribadian, dan menjadi pusat intelegensi berdasarkan kempuan kognitif yang sesuai dengan bawaan lahir, minat, dan pengalaman yang dialami dari interaksi terhadap lingkungannya.
Keseimbangan kemampuan otak kiri dan otak kanan sangat diperlukan dalam perkembangan kognitif, dan afektif peserta didik. bagian otak kiri yang memiliki sifat berfikir kritis, rasional, logis, dan linguistic, dipadukan dengan otak kanan yang memiliki fungsi emosi, kreativitas, dan intuisi akan melahirkan peserta didik dengan kemampuan bebicara kemampuan menghitung, berpikir logis, dan nalar disertai dengan karakter positif ditingkat pembelajaran dan kemampuan sosialnya. Perkembangan dan kemampuan otak tidak lepas dari pengalaman dan stimulus yang ia dapat, salah satunya adalah guru sebagai media pengajaran, apa yang disampaikan guru dan apa yang disajikan guru dalam pola pembelajaran, akan mendapat respon dari asosiasi yang diproses dari dalam pusat otak dan direspon melalui karakter peserta didik tersebut.
Dalam proses pendidikan guru seringkali menyajikan pembelajaran kearah dominansi otak kiri, karena guru hanya memberikan stimulus dan diharapkan dapat direspon oleh peserta didik, perlu diketahui bahwa manusia mempunyai dominansi otak kiri, dan dominansi diotak kanan, mereka yang dominan otak kirinya, akan melemahkan kemampuan otak kanannya begitu juga sebaliknya, guru yang seringkali menggunakan pola pembelajaran berdasarkan dominansi otak kiri, menyebabkan peserta didik yang dominan otak kanannya menjadi terbelakang, hal tersebut merupakan kegagalan dari proses pembelajaran didialam kelas, karena guru gagal dalam mencapai tujuan pembelajaran dari keseluruhan peserta didik, apa lagi guru berasumsi bahwa peserta didik yang terbelakang dari pola pembelajaran yang ia sampaikan memiliki kemampuan otak dibawah rata-rata. Hal ini bisa ditunjukan dengan perhatian guru yang terfokus terhadap peserta didik yang dirasa tercapai dalam pengajaran yang ia sajikan, sehingga peserta didik yang merasa terbelakang tidak mempunyai harapan untuk berkembang. Perlu diperhatikan lagi konsep evaluasi yang dikatagorikan  kedalam nilai-nilai dari hasil proses belajar, atau disebut tingkat keaktifan belajar didalam kelas (ranking) juga mempengaruhi karakter peserta didik, guru beranggapan bahwa peringkat yang paling rendah akan belajar dari peringkat (ranking) teratas, padahal dalam kenyataannya, contohnya saya sendiri. Peserta didik yang dirasa kemampuannya dibawah rata-rata dari peringkat (rangking) dikelas, memiliki sifat pesimistis, apalagi dalam kelompok belajar, orang-orang sekelilingnya  yang memiliki peringkat yang baik dikelasnya, menganggap bahwa apa yang dilakukan dirinya tak akan memajukan kelompok belajar yang mendapat tugas dari guru, ditambah lagi perhatian guru yang hanya terfokus kepada mereka-mereka yang memiliki indeks prestasi didalam kelas yang lebih tinggi, memasung kemampuan untuk ia berkembang Karena dia sudah menganggap bahwa tiada guna lagi ia belajar, “toh, guru pastinya menganggap dia itu bodoh
Guru yang hanya mengandalkan ujian sebagai hasil dari proses belajar, akan menggagalkan pola pembelajaran yang selama ini ia sampaikan. Jika guru memberikan stimulus bahwa ujian penentu dari hasil belajar, menghapal, dan banyak mengerjakan soal dalam satu malam. Belajar kebut satu malam yang dilakukan siswa merupakan pertanda bahwa pola pembelajaran yang guru berikan telah gagal, ini menunjukan murid tidak tertarik dari metode pembelajaran yang ia terima, dan sia-sia selama ini guru menyajikan atau memberikan metode belajarnya, karena metode belajarnya tidak sesuai dengan minat dan tingkat kemampuan otak dibagian belahan kanan dan kiri peserta didik.
Otak adalah agen pengendali yang senantiasa aktif memilih dan memilah dari sekian banyak kemungkinan tindakan untuk mengatur seluruh kehidupan organisme tinggi melalui jalur-jalur komunikasi berdasarkan program-program tertentu (luria, 1973), itu berarti bahwa stimulus yang disampaikan tidak hanya direspon langsung dari murid, tetapi terdapat proses asosiasi atau pemilahan informasi didalam otak, sehingga stimulus yang diberikan dapat diterima ataupun tidak diterima karena bagian otak dari proses pemilahan informasi, stimulus tersebut kursng sesuai dari kemampuan otak yang ada.
Guru sepaatutnya kreatif, karena otak manusia memiliki kemampuan integrasi sendiri terhadap respon dari stimulus yang diberikan, sehingga guru tidak hanya mengajar dari metode konvensional tetapi guru harus mengajar dengan pola konstruktif, muridlah yang aktif dalam belajar bukan guru, guru hanya membimbing dan menjadi fasilitator serta memberikan sajian yang meningkatkan aspek auditori, visualisasi, disertai dengan psikomotorik peserta didik. Efektifitasnya, kelemahan kemampuan otak dibagian belahan kanan berangsur membaik dan  kemampuan otak kiri dan otak kanan dapat bersinergi satu sama lain , pada tujuannya dapat melahirkan peserta didik dengan kemampuan yang luar biasa. Pendekatan guru kepada murid secara pribadi juga akan meningkatkan tingkat emosional yang baik, karena pada esensinya, pusat pada system limbic akan merespon emosi, pengalaman sayang, kebaikan hati, penghargaan dan peduli (Carlson,1994), sehingga murid memiliki rasa empati dan simpati, karena dia merasakan pendekatan emosional dari gurunya.
Dalam ini menjadi tugas untuk guru di masa depan, bahwa pada dasarnya minat dan kemampuan siswa dapat dibina, asalkan dengan kemauan metode belajar yang siswa ingini. Jangan memaksa kehendaknya. Karena pada dasarnya manusia memiliki kemampuan yang luar biasa.



Artikel ini dibuat dalam rangka mengikuti Lomba Artikel Ilmiah "Peran Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa" yang diselenggarakan oleh Generasi Mahasiswa Ilmiah (Gemail) UMN Al-Washliyah


Comments
0 Comments

0 komentar:

Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Bangsa






Oleh : DWINA LESTARI
Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah
 


Guru adalah sosok pahlawan tanpa tanda jasa. Dimana guru merupakan sosok yang membimbing kita, memberi nasihat yang baik jika kita melakukan kesalahan, menjadi motivator kita dalam belajar, dan lain sebagainya. Guru merupakan orang tua kedua kita selama kita berada di sekolah.
Dalam hal ini, guru mempunyai peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional khususnya dalam bidang pendidikan, sehingga anak – anak didik yang telah diajarkan dapat menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara. Dalam konteks pendidikan nasional, dinamika perkembangan dunia pendidikan belum lama ini diwarnai oleh lahirnya Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Dalam Undang – Undang tersebut, guru didefinisikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi para peserta didik. Dengan ditegaskannya sebagai pekerjaan professional, otomotis menuntut adanya prinsip profesionalitas yang selayaknya di junjung tinggi dan di praktekan oleh para guru, seorang guru hendaknya memiliki kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi yang jelas. Guru merupakan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru karena pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai nilai hidup serta mengembangkan karakter individu. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan keterampilan pada individu yang menjadi peserta didik.

1.      Guru sebagai demonstrator. Maksudnya guru senantiasa menguasai, memperagakan dan mengembangkan bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan guna meningkatkan kemampuannya dari ilmu yang dimilikinya dan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik.
2.      Guru sebagai pengelola kelas. Yaitu guru mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar buat para peserta didik serta bertanggungjawab memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan proses – proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya, mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat alat belajar, menyediakan kondisi kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
3.      Guru sebagai mediator. Yaitu guru memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif, mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan para peserta didik.
4.      Guru sebagai fasilitator. Yaitu guru mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, internet, ataupun surat kabar.
5.      Guru sebagai evaluator. Yaitu guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar. Dengan menelaah pencapaian tujuan pelajaran, guru dapat mengetahui :
a.       Apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya?
b.      Apakah peserta didik tersebut termasuk kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya, jika dibandingkan dengan teman temannya?
c.       Apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum?
d.      Apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat?


Artikel ini dibuat dalam rangka mengikuti Lomba Artikel Ilmiah "Peran Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa" yang diselenggarakan oleh Generasi Mahasiswa Ilmiah (Gemail) UMN Al-Washliyah


Comments
0 Comments

0 komentar: