Penulis
: ELINA
Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah Medan
Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah Medan
Kebutuhan
akan pendidikan yang dapat melahirkan manusia Indonesia sangat dirasakan karena
degradasi moral yang terus menerus terjadi pada generasi bangsa ini dan nyaris
membawa bangsa ini pada kehancuran. Degradasi moral, baik secara pribadi,
masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya: Nilai budaya bangsa yang mulai pudar, nilai-nilai kehidupan telah
bergeser dari tatanannya, budaya malu hampir musnah pada tiap tingkatan
masyarakat. Melemahnya kemandirian bangsa, dan manajemen keterbatasan
perangkat. Budaya korupsi yang seakan telah mengakar pada kehidupan bangsa ini
mulai dari tingkat kampung hingga pejabat tinggi negara, penyalahgunaan dan
peredaran narkoba yang semakin menjalar serta memarak, tawuran antar pelajar
dan berbagai kejahatan yang telah menghilangkan rasa aman setiap warga,
merupakan bukti nyata akan degradasi moral generasi bangsa ini.
Dalam menghadapi problem yang begitu
rumit dan kompleks seperti itu diperlukan adanya peningkatan kualitas sumber
daya manusia khususnya terletak pada karakter individu generasi bangsa.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah
mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari
SD sampai Perguruan Tinggi. Memang tidak mudah untuk mengubah keadaan, tetapi
paling tidak posisi pendidikan sebagai pilar pembentuk karakter bangsa
merupakan upaya yang tepat. Salah satunya dengan dibentuknya Ekstrakulikuler Wajib
Kepramukaan. Namun, tidak sedikit orang yang memandang kepramukaan dengan
sebelah mata. Mereka menganggap kepramukaan hanya sebuah kegiatan yang penuh
dengan aturan, bersenang-senang dan
bertepuk-tepuk. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang
memiliki arti “rakyat muda yang suka berkarya”
Melalui lembaga sekolah
yang mewajibkan kepramukaan akan terbentuk karakter generasi bangsa yang
diharapkan. Guru sebagai pendidik sangat berperan dalam memberi bantuan,
dorongan, pengawasan, pembinaan serta tugas yang berkaitan dengan
mendisiplinkan siswanya agar menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan
norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Melalui gerakan pramuka, guru
menjadi motivator untuk siswanya agar mengikuti kegiatan pramuka. Bahkan guru
pun harus ikut serta dalam gerakan pramuka. Disini tidak hanya karakter siswa yang
di perbaiki, tetapi karakter guru juga diperbaiki. Seperti kata pepatah “Guru
Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari” Mengingat banyaknya kejadian-kejadian
yang tidak bermoral di lakukan oleh guru. Sehingga antara guru dan siswa harus
saling berinterakasi dengan moral yang baik.
Pramuka merupakan sebutan bagi
anggota Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka adalah Gerakan (Lembaga) Pendidikan
yang komplementer dan suplementer (melengkapi dan memenuhi pendidikan yang
diperoleh anak/remaja/pemuda di rumah dan di sekolah), pada segmen yang belum
ditangani oleh lembaga pendidikan lain yang pelaksanaannya mengunakan prinsip
dasar kepramukaan dan metode kepramukaan; di Alam Terbuka (outdoor activities),
dan yang sekaligus dapat menjadi upaya “self education” bagi dan oleh
anak/remaja/pemuda/pramuka sendiri.
Gerakan Pramuka sebagai
penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan
nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya
potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya. Di dalam pramuka
bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan
dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan
membentuk intelegensi, kekuatan jasmani dan karakter dari diri siswa. Hal
tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok penggalang, dimana mereka
diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama,
sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi,
bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam praktiknya.
Arti kiasan
lambang gerakan pramuka yakni nyiur, ia dapat tumbuh dimana saja yang
membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan
sekeliling dimanapun ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun. Pramuka
adalah wadah pelatihan dan pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi
yang mampu hidup berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun
yang tidak hanya bisa bergantung kepada orang lain.
.
Pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi dari masing-masing individu untuk membentuk suatu pemikiran
yang tertanam dalam dirinya sebagai suatu kebiasaan. Salah satu tujuan
pendidikan nasional adalah pembentukan karakter. Pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang
cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan
lahir generasi dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta
agama, yang akan memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
Dengan
adanya pramuka di satuan pendidikan yang keberadaanya tidak hanya sebatas papan
nomor gudep, tetapi di dalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan,
maka penanaman pendidikan karakter dengan indikator karakter yang terdapat dalam Dasa Darma dapat
berjalan seiring dengan berjalannya proses kepramukaan.
Artikel ini dibuat
dalam rangka mengikuti Lomba Artikel Ilmiah "Peran Guru Dalam Membangun
Karakter Bangsa" yang diselenggarakan oleh Generasi Mahasiswa Ilmiah
(Gemail) UMN Al-Washliyah