GURU: PENENTU MASA DEPAN BANGSA

 

Oleh: Moh. Mizan Asrori
UIN Sunan Ampel Surabaya  
Menjadi bangsa bermartabat dan berkarakter merupakan impian semua negara. Begitu pun dengan Indonesia. Sadar akan luas dan betapa melimpahnya kekayaan negeri ini tidaklah cukup. Kekayaan tersebut tidak mungkin bisa berkembang tanpa ada yang mengelola. Peran anak negeri merupakan sebuah keniscayaan, karena merekalah yang akan menjadi pemimpin negeri ini kelak. Agar asing tidak semakin menancapkan kukunya di negeri ini dan mengeruk kekayaan bangsa.
            Kesempatan untuk menjadi bangsa yang disegani dan bermartabat masih ada. Tinggal kita mau apa tidak. Secercah harapan itu bisa terwujud manakala peran dari pencetak pemimpin kita ditingkatkan. Perhatian kepada mereka sudah sepatutnya mendapat porsi lebih. Yang dimaksud tak lain adalah guru. Sosok yang menjadi harapan bangsa Jepang untuk bangkit dari keterpurukan, setelah hancur sebab bom atom yang diluncurkan Amerika Serikat dan sekutunya.
            Selama ini, guru masih dipandang sebelah mata. Keberadaannya seolah-olah hanya untuk melengkapi unsur sekolah. Tanpa adanya guru mustahil ada sekolah. Serendah itukah posisi dan kedudukan guru? tentu jawabannya tidak. Karena hampir mustahil seorang pemimpin lahir dari ‘rahim’ otodidak, pasti di balik kesuksesannya ada sosok guru yang telah banyak berjasa membentuk karakternya.
            Setelah semua yang dilakukan oleh guru, kira-kira apa penghargaan yang telah diberikan oleh pemerintah? Sudah cukup sejahterakah guru di negeri yang mempunyai emas dengan kualitas paling bagus ini? Tanpa harus menanyakan dan berdiskusi terlalu mendalam, cukup dengan melihat realita yang terjadi di lapangan. Demo guru di mana-mana. Kenaikan gaji merupakan tuntutan yang paling sering dilontarkan oleh mereka.
            Padahal peran guru sangat menentukan nasib bangsa ke depan. Karena dari merekalah akan tumbuh tunas-tunas bangsa yang kelak bisa menjadikan Indonesia sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Kualitas mereka perlu selalu ditingkatkan. Untuk itu banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan mengadakan pelatihan dan peningkatan kompetensi guru. Agar nantinya guru tidak hanya menjadi pengajar, melainkan juga pendidik yang dapat mencetak pemimpin yang berkarakter.
            Mau tidak mau kita semua harus mengakui bahwa saat ini Indonesia krisis orang beretika, pemimpin yang sudah luas keilmuannya belum bisa dijamin benar-benar dapat dipecaya. Kenyataan bahwa koruptor kebanyakan diisi oleh lulusan universitas terkemuka merupakan bukti kegagalan pendidikan kita.
            Oleh karena itu perlu tindakan nyata untuk mengubah keadaan ini. Peran dan fungsi guru perlu diperhatikan kembali. Banyak hal yang masih harus dibenahi dari sistem pendidikan kita. Seleksi calon guru perlu diperketat lagi, untuk menjamin kualitas guru yang benar-benar mumpuni. Dengan begini, kader pemimpin akan menjadi lebih baik dan dapat mengangkat martabat bangsa. Karena murid berkualitas lahir dari guru berkualitas pula. Semoga sosok guru tidak semakin tenggelam dan terus berperan dalam kemajuan bangsa ini.
 

Moh. Mizan Asrori, lahir di Kampar, Riau pada 27 Juli 1995. Menempuh pendidikan RA-MTs di Madrasah Ar-Raudhah Rajun Pasongsongan Sumenep Jawa Timur. Selama 3 tahun nyantri di Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk Sumenep sekaligus menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Tahfidh (MAT) Annuqayah dari tahun 2012-2014. Di pondok ini ia sempat aktif di dunia tulis menulis. Jabatan yang pernah disandangnya: Pemimpin Redaksi buletin Villa, Pemimpin Redaksi Majalah Mu’jizat dan Redaktur Pelaksana Mading Lazer. Saat ini sedang menempuh S-1 di UIN Sunan Ampel Surabaya jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) fakultas Dakwah dan Komunikasi. 

Artikel ini dibuat dalam rangka mengikuti Lomba Artikel Ilmiah "Peran Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa" yang diselenggarakan oleh Generasi Mahasiswa Ilmiah (Gemail) UMN Al-Washliyah

Comments
0 Comments

0 komentar: