Pada
hari Sabtu tanggal 3 Oktober 2015 Generasi Mahasiswa Ilmiah (Gemail) dan Himpunan
Mahasiswa Agribisnis (Himagri) Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah
menyelenggarakan kegiatan Talkshow Go Pangan Lokal (GPL). Kegiatan talkshow ini
merupakan salah satu dari kegiatan Go Pangan Lokal yang diadakan di 10 kota
besar di Indonesia yang di gagas oleh Masyarakat Ilmuan dan Teknolog Indonesia
(MITI). "Kegiatan diadakan karena rasa empati kami selaku mahasiswa kepada
bangsa yang dijuluki dengan "bangsa agrikultura" namun kita hanya
bisa menelan pil pahit dengan kenyataan bahwa negara kita tak lepas dari
kegiatan import. Kita berharap indonesia bisa mendulang masa keemasanya seperti
tahun 1985 yaitu swasembada pangan" tungkas Akum dalam kata sambutanya selaku
ketua panitia. Acara ini dibawakan oleh dua orang Moderator of Ceremony (MC)
yakni Surya dan Wira. Keduanya adalah mahasiswa UMN Al-Washliyah. Rangkaian
agenda acara dibawakan dengan dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris. Talkshow
ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al- Qur’an QS Az Zumar : 1 - 10 oleh
salah seorang mahasiswa Unversitas Negeri Medan. Selanjutnya, Agenda ini juga
dimeriahkan tari-tarian tradisional etnis melayu yang dibawakan oleh UKM Seni
UMN Al-Washliyah
Dalam
sambutannya, Akum Laksana selaku ketua panitia acara Talkshow menyampaikan
pepatah Soekarno yaitu, kita adalah apa yang kita makan. Pada kesempatan lain,
ketua Himagri UMNAW yakni, Khairul Awal diikuti oleh koordinator GPL wilayah
Sumbagut yang disampaikan oleh Sahri Ardalina. Keduanya menyampaikan ucapan
terima kasihnya pada peserta dan himbauan kepada peserta untuk selalu
mengonsumsi pangan lokal. Selain itu, koordinator GPL Sumbagut ini menyampaikan
historikal dari tujuan terwujudnya acara Go Pangan Lokal ini adalah kurangnya
minat masyarakat Indonesia mengonsumsi produk lokal negaranya sendiri. Sebagai
penutup sambutan sekaligus pembukaan acara disampaikan oleh Dekan Fakultas
Pertanian UMNAW yakni Bapak Ir. Zulkarnaen, M.Si diikuti dengan do’a pembukaan
oleh salah seorang mahasiswa UMNAW yang bernama Taufiq.
Pada
bagian inti acara, Bapak Ir. Suyono, MM selaku pembicara I menyampaikan topik
tentang ketahanan pangan. UU No.18 Tahun 2012 tentang pangan menjadi awal
pembukaan materi. Beliau menambahkan upaya peningkatan ketahanan pangan adalah
masalah seluruh bangsa. Perlu keseimbangan dalam mengonsumsi makanan. Beliau
juga menuturkan bahwa ada rasa optimis agar pangan lokal bisa berkembang
kedepan, untuk itu ada harapan besar bagi negara kita untuk berubah menjadi
lebih baik, khususnya Provinsi Sumatera Utara.
Pangan
lokal sangat mempengaruhi stamina tubuh kita hingga kita berada diusia tua
tambah beliau. Dalam presentasinya, kementan menjabarkan target sukses kedepan
yaitu,
Swasembada
: Padi, jagung dan kedelai.
Peningkatan
produksi : Tebu, hasil ternak, cabe dan bawang merah.
Diversifikasi
pangan : Peningkatan kualitas
konsumsi dan penurunan konsumsi beras.
Pak
suyono memberikan himbauan kepada peserta talkshow untuk datang pada acara
Lokal Food Day (LFD) pada tanggal 18 Oktober 2015, karena akan dibagikan booklet
pangan lokal yang sudah dipersiapkan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi
Sumatera Utara. Selanjutnya, beliau menekankan bahwa ada perbedaan makna antara
pangan lokal dengan pangan khas. Pangan lokal adalah pangan yang diproduksi dan
dikembangkan sesuai dengan potensi dan SDA setempat, sementara pangan khas itu
adalah pangan yang asal usulnya secara biologis ditemukan di suatu daerah.
Banyak
program - program yang sudah dilakukam kementan untuk mengajak masyarakat lokal
setempat lebih mengutamakan pangan lokal salah satunya adalah one day no
rice setiap hari selasa. Salah satu tujuan dari program tersebut sebagai
antisipasi msalah lambung.
Pemateri
kedua menyampaikan topik tentang perlunya teknologi untuk mempermudah
memproduksi pangan lokal. Beliau menuturkan, ternyata tanpa kita sadari
masyarakat luar indonesia senang mengonsumsi produk - produk lokal indonesia
dan sebaliknya masyarakat lokal Indonesia lebih menyukai mengonsumsi makanan -
makanan instan dari negara lain. Contoh - contoh perilaku masyarakat yang
kurang peduli terhadap produk lokalnya membuat peserta talkshow mendengar
sangat serius. Beras adalah salah satu produk yang menjadi contoh produk import
di Indonesia dan beras yang import yang bermerek ini menjadi pilihan
masyarakat banyak, padahal banyak beras lokal di Negara Indoensia contohnya
seperti dari daerah Asahan yang bisa dikonsumsi. Hal ini berarti strategi
pengemasan ataupun teknologi dari sebuah produk itu sangat mempengaruhi minat
masyarakat tambah beliau, sehingga masalah ini bisa dimanfaatkan menjadi
peluang terciptanya teknologi.
Selanjutnya
beliau juga mengajak seluruh masyarakat terutama peserta talkshow untuk tidak
malu memproduksi dan mengonsumsi produk dengan budaya Indonesia. Pada akhir
penyampaian materinya beliau memekikkan “Aktivist gemar dengan produk lokal”.
Dengan demikian kita yang mengajak maka kita yang harus menjadi pelaku pertama
untuk apa yang kita rencanakan.
Pemateri
yang ketiga adalah seorang pengusaha muda dalam bidang pangan lokal yaitu
durian dan diolah menjadi sebuah produk pancake. Beliau menuturkan
beberapa strategi memulai suatu usaha :
1. Tentukan produk - produk lokal dan itu biasakan inspirasinya natural dari kehidupan sehari - hari.
1. Tentukan produk - produk lokal dan itu biasakan inspirasinya natural dari kehidupan sehari - hari.
2.
Unique Selling - memberikan persiapan pengemasan
se-kreatif mungkin.
3.
Pemasaran - bagaimana strategi distribusi produk dan
pemanfaatan media sosial sebagai sarananya.
Beliau
juga menambahkan sebuah produk usaha dikenal sangat dipengaruhi dari teknologi
yang digunakan.
Pada
akhir dari bagian ini, moderator hanya memilih 5 orang penanya. Hal ini
disebabkan keterbatasan waktu dari yang sudah direncanakan. Padahal sangat
banyak peserta yang antusias ingin berdiskusi. Pertanyaan yang diajukan peserta
adalah terkait solusi efektif agar pangan lokal ini secepatnya dapat
diimplementasikan di masyarakat, selain itu, terdapat pula pertanyaan mengenai
perubahan mindset yang lebih baik hingga pemilihan usaha pangan lokal.
Acara
talkshow ini terselenggara dengan baik, pada akhir acara panitia memberikan
cendramata kepada seluruh pembicara dan hadiah bagi setiap penanya. Selanjutnya
diikuti dengan sesi dokumentasi. Acara ini juga diliput oleh media lokal
Sumatera Utara yakni TVRI.